Rabu, 24 November 2021

MENGENAL LEBIH DEKAT SANDRA ORNELA ROSA

 



Namaku Sandra Ornela Rosa. Aku lahir dan besar di Kota ukir, Jepara pada tanggal 16 Februari 2000.

Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Adikku masih menempuh studi di SMA Negeri 1 Donorojo, lalu adikku yang kedua kelas 2 SD. Sebagai keluarga sederhana, kami tidak pernah hidup berlebih-lebihan. Orang tuaku selalu mengajarkan untuk mengelola keuangan dengan memberikan uang saku setiap minggu. Dengan cara tersebut, aku dan adik belajar mengatur keuangan dan membeli barang-barang sesuai prioritas.

Sejak kecil, aku tidak pernah menempuh studi di lokasi yang jauh dari rumah. Lokasi Sekolah Dasar tempatku menuntut ilmu hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumah. Setiap pagi aku berangkat lebih awal meskipun sekolahku sangat dekat. Prinsip kedisiplinan ini lah yang membuatku bisa meraih juara kelas selama enam tahun berturut-turut.

Setelah lulus SD, ayah memintaku meneruskan studi di salah satu sekolah menengah yang juga tidak terlalu jauh dari rumah. Namun, untuk mencapai lokasi sekolah aku harus mengendarai sepeda kurang lebih 10 menit. Gelar sebagai juara kelas masih aku sandang hingga lulus. Setelah lulus SMP, aku melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 01 Bangsri, salah satu sekolah favorit di Jepara. 

Saat ini aku berkuliah di Poltekkes Kemenkes Semarang Jurusan Terapi Gigi dan Mulut. Besar harapanku untuk bisa lulus dari jurusan ini dan mendapatkan pekerjaan impianku.

TRAVELING ADALAH HOBIKU

 

HOBI KU ''TRAVELING''



Nama ku sandra ornela rosa biasa orang memanggilku sandra. Sekarang aku ingin berbagi cerita dan berbagi pengalaman ku tentang hobi ku Traveling aku sangat suka berjalan-jalan tempat yang paling aku suka Pantai, Gunung pokoknya semua yang berbau tentang alam. kenapa aku suka sekali dengan berbau tentang alam karena dengan kita berbaur dengan alam kita akan merasakan bahwa Allah atau Tuhan memang ada dan kita bisa merasakan kehadiran-Nya disekitar kita dengan kita membaur dengan alam kalau aku pribadi aku seperti dapat melihat kuasa Allah atau Tuhan yang sangat indah, aku seperti bisa meceritakan kemelut yang ada dan melepaskannya denagn lepas se lepas-lepasnya dan betapa dasyatnya kuasa yang diberikan-Nya. Saat di alam aku merasakan ketenangan yang sangat damai, tentram jauh dari keramayan dan kemelut-kemelut yang ada biasa saat dikota pokoknya alam membuat pikiran kita kembari segar.



Biasanya aku traveling dengan teman-teman atau keluargaku. biasanya aku travelling saat weekend,  karena menurutku weekend adalah saat yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga dan harinya untuk keluarga dengan aktifitas yang sangat padat dari senin-jumat jadi waktu weekend adalah waktu yang sangat cocok untuk kebersamaan dengan keluarga. Tetapi Traveling dengan teman juga pernah dan itu juga menyenangkan. Dengan siapa pun kita pergi yang penting traveling itu pasti menyenangkan.

Senin, 22 November 2021

Pembelajaran Daring, Efektif Buat Mahasiswa?

Kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali terkonfirmasi pada awal Maret tahun 2020. Sejak saat itu pandemi ini cepat menyebar hingga ke seluruh wilayah di Indonesia. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019 lalu (WHO). Virus ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Adapun penyebaran COVID-19 sangat berdampak bukan hanya pada kegiatan ekonomi dan bidang transportasi tetapi juga pada dirasakan oleh dunia pendidikan. Sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19, World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk menghentikan kegiatan yang akan berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan social distancing, yang kemudian dikeluarkannya Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 Tahun 2020 mengenai pencegahan penyebaran COVID-19 di dunia Pendidikan. Dalam surat edaran ini, Kemdikbud menginstruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah masing-masing (Study From Home/SFH). Kebijakan ini kemudian dikenal dengan nama pembelajaran daring/dalam jaringan.

Pembelajaran daring dimulai terhitung sejak bulan Maret 2020 lalu. Adapun mahasiswa secara mandiri harus aktif mengikuti update informasi mengenai di platform mana mata kuliah mereka akan melaksanakan pembelajaran daring, pemberian tugas/quiz, dan juga penyediaan materinya. Teknis pembelajaran ini sepenuhnya menyesuaikan dengan kebijakan dosen masing-masing mata kuliah. Platform yang dapat dimanfaatkan antara lain google classroomvideo conference, telepon atau live chatzoom, webexgooglemeet, maupun whatsapp group. Adapun untuk mahasiswa UGM dapat memanfaatkan aplikasi SIMASTER UGM, Elok, dan eLisa. Pembelajaran daring ini merupakan salah satu inovasi di bidang pendidikan untuk menjawab tantangan melek teknologi dan ketersediaan sumber belajar yang lebih bervariatif.

Pembelajaran daring menggunakan materi dan rentang waktu yang sesuai dengan kurikulum. Adapun dari segi tempat, pembelajaran daring memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar dimanapun dan kapanpun. Hal ini dikarenakan cukup sulit untuk dapat menerapkan protokol kesehatan di kampus sehingga pembelajaran daring merupakan alternatif yang cukup baik saat pandemi seperti ini. Pembelajaran daring memberikan manfaat bagi dosen maupun mahasiswa (Singh, & Worton, 2005). Bagi mahasiswa, pembelajaran daring menjadi salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk hadir di kelas. Selain itu, pembelajaran ini akan membentuk jiwa kemandirian belajar, dan juga mendorong interaksi antar mahasiswa, terutama untuk mahasiswa yang biasanya tidak aktif berbicara maka akan dapat lebih leluasa menyampaikan pendapat/pertanyaannya via tulisan jika dilakukan pembelajaran daring seperti saat ini. Sedangkan bagi dosen, metode pembelajaran daring hadir untuk mengubah gaya mengajar konvensional yang nantinya dapat meningkatkan profesionalitas kerja. Model pembelajaran daring juga memberi peluang bagi dosen untuk menilai dan mengevaluasi perkembangan pembelajaran setiap mahasiswanya secara lebih efisien karena dapat berinteraksi langsung dan terdapat rekam jejaknya.

Keberhasilan media pembelajaran tidak hanya dipandang dari satu sisi teknis saja tetapi juga tergantung dari karakteristik masing-masing mahasiswa. Nakayama M (2007) mengungkapkan bahwa dari semua literatur dalam e-learning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan belajar, dan karakteristik masing-masing peserta didik. Pembelajaran daring di tiap Universitas menerapkan bentuk dan teknis yang berbeda-beda. Untuk outputnya, banyak juga mahasiswa yang merasa kurang paham mengenai materi, lebih banyak tugas mandiri, dan kesulitan melakukan praktikum sebagai penunjang mata kuliah. Praktikum yang dilaksanakan secara online terkadang kurang bisa dipraktekkan di rumah masing-masing karena keterbatasan alat dan sampel percobaan. Dosen pun lebih sulit untuk mengawasi mahasiswa saat berlangsungnya pembelajaran daring karena terbatas pada media, sehingga mungkin ada mahasiswa yang ketiduran saat dosen menyampaikan materi atau mahasiswa hanya titip hadir saja tetapi tidak disimak. Selain itu, masalah lain dari pembelajaran daring ini adalah masih terbatasnya sinyal internet di beberapa daerah sehingga menghambat berlangsungnya proses pembelajaran.

   


     Pembelajaran daring memiliki sisi positif dan sisi negatif yang saling beriringan. Hal ini nantinya akan membawa konsekuensi seberapa efektifkah pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 ini. Arti kata efektif menurut KBBI adalah ada efeknya, akibatnya, pengaruh, dan atau membawa hasil atau berhasil guna. Oleh karena itu, tingkat keefektifannya bisa dikatakan relatif, tergantung dari masing-masing komponen yang menunjang atau turut serta dalam proses pembelajaran daring ini sehingga diharapkan pembelajaran ini membawa hasil yang terbaik meskipun dalam keterbatasan yang ada. Mahasiswa diharapkan mandiri dan lebih aktif belajar bukan hanya mengandalkan materi yang telah diberikan saja tetapi juga dari sumber lain. Dosen dan pihak Fakultas/Universitas hendaknya menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini sehingga perkuliahan daring tetap dapat dilaksanakan dan tidak terlalu membebani. Diperlukan pula model pembelajaran yang atraktif, aktif, dan dapat diterima oleh semua tipe mahasiswa. Pemerintah juga mengusahakan yang terbaik untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 ini, seperti contohnya pemberian subsidi kuota bagi siswa, guru, mahasiswa, maupun dosen tiap bulannya. Dalam jangka panjang, pembelajaran daring dapat membatasi kegiatan lapangan atau praktikum yang mendukung matakuliah sehingga diperlukan inovasi pembelajaran campuran/blended learning saat kondisi sudah mulai membaik dan memungkinkan pelaksanaan protokol kesehatan di kampus.

Posyandu Sebagai Garda Terdepan Pencegahan Stunting

 




Istilah Stunting kini mulai pamiliar dikenal kalangan masayarakat terutama ibu hamil dan ibu yang memiliki balita, Stunting menunjukkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak.

Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting. Berikut adalah peneyebab gizi buruk pada ibu hamil dan bayi yang masih sering ditemui seperti : pengetahuan ibu yang kurang memadai, infeksi berulang kali, sanitasi yang buruk, serta terbatasnya layanan kesehatan. 

Tidak dapat dipungkiri jika terjadi stunting pada anak/balita akan memberikan damfak seperti : kecerdasan anak di bawah rata - rata sehingga prestasinya belanajarnya tidak maksimal, sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit, anak akan lebih tinggi beresiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke dan kanker. 

Lalu apa yang dapat dilakukan? 

Salah satu cara untuk menanggulanginya adalah melakukan monitoring kesehatan dan perkembangan balita melalui Program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). 

Peran posyandu di tengah masyarakat sangatlah besar. Meski identik dengan bayi dan balita, kegiatan posyandu dan manfaatnya ternyata tidak hanya sebatas itu. Banyak program posyandu yang juga diperuntukkan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur.

Posyandu yang tersebar di berbagai wilayah di desa-desa menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting. Hal ini terbukti juga dengan adanya penurunan balita dengan kasus stunting di berbagai wilayah. Posyandi menjadi pelayanan kesehatan terdepan dari Pemerintah. Posyandu bisa menjangkau masyarakat secara langsung.  Selain itu, dengan program yang ada di posyandu para ibu-ibu bisa diberdayakan untuk selalu memperhatikan kesehatan anak dan keluarganya.

 

Salah satu keunggulan dari program-program yang ada di Posyandu adalah pemantauan rutin dari perkembangan balita, mulai dari usia 0 hingga 23 bulan yang terus dipantau dengan kartu sehat secara gratis. Dengan adanya kartu sehat, balita bisa dimonitor secara rutin oleh kader/petugas gizi/bidan di Posyandu dapat membantu mendeteksi bila ada kecurigaan ke arah stunting pada anak. Posyandu dapat mencegah anak terkena berbagai faktor risiko stunting melalui program-program yang diselenggarakan. Beberapa program posyandu sebagai upaya pencegahan stunting adalah POPM (Pemberian Obat Pencegahan Pasal) cacingan, penanggulangan diare, sanitasi dasar serta peningkatan gizi.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Pemerintah Desa yakni dengan mengelontorkan annggaran Dana Desa untuk mendukung Kegiatan Kesehatan di Desa.Sejalan dengan kebijakan yang telah ditetapkan bahwa Pemerintah secara berjenjang sesuai dengan kewenangannya, berkewajiban untuk memberdayakan dan mendorong peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan agar masyarakat hidup sehat. Salah satu upaya Pemerintah tersebut, dengan menetapkan prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa khususnya bidang kesehatan.

Kegiatan Posyandu sudah menjadi kegiatan rutin tahuan Pemerintah Desa Catur, adapun kegiatan yang ditangguan dari Anggaran Pendapatan Belanja Desa Catur yakni semua kegiatan yang mencangkup kegiatan Posyandu yang dianggarkan melalui Anggaran Dana Desa, karena sesuai tujuan dilaksanakannya Posyandu untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas. Membudayakan NKBS. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.












 

Praktik Kerja Lapangan Puskesmas Pegandan

Praktik Kerja Lapangan Puskesmas Pegandan



    Puskesmas Pegandan merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Jl. Kendeng Barat.III No.2, Sampangan, Gajah Mungkur,Kota Semarang, Jawa Tengah 502333, Indonesia.
     Berdasarkan data monografi Tahun 2010 jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Pegandan adalah berjumlah 9557 jiwa peserta Jamkesmas, dengan jumlah ibu hamil dan menyusui yaitu 1024 orang dan 891 orang, jumlah bayi 931 orang, junlah balita 2602 orang, jumlah lansia 8656 orang, jumlah kader 614 orang.
    

Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada sasaran ibu hamil dan anak pra sekolah dilakukan pada Sabtu, 9 Oktober Tahun 2021 dengan kegiatan sebagai berikut

a.          Promotif

Promotif merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pelihara diri dibidang kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah : Memberikan penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut pada Kelompok Karang Taruna. Setelah selesai penyuluhan selanjutnya kuesioner dibagikan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan setelah penyuluhan

a.  Preventif

Preventif merupakan upaya untuk memberikan perlindungan khusus yangbertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut.

Tabel 2.10 Kegiatan Preventif Pada Ibu Hamil dan anak pra sekolah di Puskesmas Pegandan

Kegiatan

Waktu

Sasaran

Penyuluhan tentang

kesehatan gigi

Sabtu, 9 Oktober 2021

Ibu hamil dan anak pra sekolahdi Puskesmas

Pegandan

Demonstrasi cara

menyikat gigi

Sabtu, 9 Oktober 2021

Ibu hamil dan anak pra sekolahdi Puskesmas

Pegandan

Jumlah

10 Ibu Hamil dan 10 anak pra sekolah di Puskesmas Pegandan

 

b.  Kuratif

Kegiatan kuratif merupakan upaya yang dilakukan sebagai perawatan padagigi siswa yang mengalami karies.

Tabel 2.11. Kegiatan Kuratif Pada Ibu Hamil dan Anak Pra Sekolah di Puskesmas Pegandan

Kegiatan

Waktu

Sasaran

Rujukan

Sabtu, 9 Oktober 2021

Ibu Hamil dan anak pra sekolah di Puskesmas

Pegandan

Jumlah

10 Ibu Hamil dan 10 anak pra sekolah di Puskesmas Pegandan

 

A.    Evaluasi dan Monitoring

1.   Monitoring

Monitoring dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut ini dilakukan untuk mengawasi apakah kegiatan sudah sesuai dengan rencana, sedangkan evaluasi dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut ini dilakukan untuk mengukur apakah kegiatan sudah mencapai target.

2.   Evaluasi

Evaluasi terdiri dari 2 langkah

a.    Jangka pendek

          Dilakukan postest untuk mengetahui apakah pelayanan asuhan individu dapat berjalan dengan harapan responden paham apa saja yang di berikan  setelah mendapatkan  materi materi tentang kesehatan gigi dan mulut pada minggu pertama seperti pertanyaan  bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar di praktekan kembali dengan simulasi , kemudian pertanyaan apa saja yang menyebabkan gigi berlubang, dan apa saja dampak bila tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut.

b.    Jangka panjang

Dilakukan pemeriksaan 6 bulan kemudian setelah evaluasi jangka pendek. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan programkegiatan pelayanan gigi dan mulut, sehingga didapatkan keadaan gigidan mulut sebagai berikut

Dokumentasi Kegiatan

 


 


 


Rabu, 11 Agustus 2021

Cara Merawat Gigi Bayi Anda


 Kapan saat yang tepat untuk menyikat gigi bayi agar gigi bayi tetap terawat? Jawabannya adalah sejak gigi pertamanya muncul, yaitu sekitar usia 6 bulan. Di usia ini bayi juga sedang memulai untuk mengonsumsi makanan padat, untuk itulah sangat penting membersihkan gigi bayi pada tahapan ini.  


Saat gigi belum muncul, Anda cukup membersihkan gusi bayi dengan cara mengusapnya secara lembut menggunakan kasa atau kain bersih yang dicelupkan ke air hangat. Namun setelah gigi muncul, Anda bisa mencoba menggunakan sikat gigi khusus bayi. 



Cara Merawat Gigi Bayi

Banyak cara bisa dilakukan untuk merawat gigi bayi Anda, mulai dari perawatan mandiri di rumah hingga pemeriksaan ke dokter gigi. Berikut ini adalah cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk merawat gigi bayi, berikut penjelasannya:

1. Menyikat gigi bayi dengan benar

Ketika bayi mulai tumbuh gigi, Anda bisa menyikat giginya dengan sikat gigi yang di desain khusus untuk bayi. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride dan oleskan hanya sebesar butiran beras ke bagian sikat. Sikat gigi bayi Anda luar dan dalam dan ajarkan bayi Anda untuk meludah setelah sikat gigi dan tidak menelan pasta giginya. Gosok gigi bayi minimal 2 kali sehari.


2. Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susu di mulutnya

Cara ini merupakan cara yang paling utama dalam mencegah kerusakan gigi bayi. Ketika Anda membiarkan bayi tidur dengan botol susu masih berada dalam mulutnya, susu akan mengumpul dan menyebabkan kerusakan pada gigi. Penggunaan botol susu juga sebaiknya dihentikan ketika anak berusia 1 tahun.


3. Membatasi konsumsi gula

Ketika anak Anda mulai makan, biasakan untuk mengonsumsi makanan sehat. Hindari makanan yang banyak mengandung banyak gula, karena dapat menimbulkan kerusakan gigi. Selain itu, jangan lupa memberikan air putih pada bayi Anda setelah makan, untuk membilas sisa makanan yang masih menempel di giginya.


4. Rutin  periksa ke dokter gigi

Kebanyakan orang tua membawa anak mereka ke dokter gigi hanya ketika giginya berlubang dan sakit. Namun, hal ini tidak benar. Ketika gigi bayi mulai tumbuh, Anda juga perlu memeriksakannya ke dokter gigi. Dengan melakukan pemeriksaan rutin, dokter gigi dapat memantau dan menilai pertumbuhan gigi bayi. 


Merawat gigi bayi sejak gigi pertamanya muncul penting dilakukan untuk mencegah kerusakan gigi. Jika Anda menanamkan kebiasaan merawat gigi pada anak sejak dini, hal tersebut akan terbawa hingga dewasa.